JABEJABE.CO - Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan momentum penting bagi suatu negara dalam menentukan arah politik dan ekonomi ke depannya. Dalam konteks Indonesia, Pemilu sering kali menjadi sorotan utama bagi para pelaku pasar, terutama para investor saham.
Dengan kemungkinan adanya pemilu yang memerlukan 2 putaran untuk menentukan pemenangnya, banyak yang bertanya-tanya mengenai potensi dampaknya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), salah satu indikator utama pasar saham Indonesia.
IHSG, yang merupakan cerminan dari pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), telah menjadi tolok ukur bagi keadaan ekonomi dan pasar modal Indonesia sejak pertama kali diperkenalkan pada 1 April 1983.
Namun, bagaimana jika pemilu yang diadakan tidak menghasilkan pemenang dengan suara lebih dari 50% dan memerlukan putaran kedua? Apa efeknya terhadap IHSG? Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Baca Juga: Jabejabe.co Tanya ke Masyarakat, Siapa Bupati Belitung Timur 2024? Nama-nama Ini Muncul
Baca Juga: Peran dan Peluang Srikandi Belitong di Pemilu Legislatif DPRD Bangka Belitung 2024
1. Dampak terhadap Ekonomi
Dalam situasi pemilu dengan 2 putaran, anggaran yang dikeluarkan untuk menggelar proses demokrasi tersebut tentu akan lebih besar. Menurut beberapa estimasi, tambahan anggaran untuk pemilu putaran kedua bisa mencapai puluhan triliun rupiah.
Meskipun demikian, hal ini juga berpotensi memberikan stimulus tambahan bagi ekonomi, khususnya melalui aktivitas konsumsi yang lebih tinggi. Dengan adanya lebih banyak uang yang beredar, aktivitas konsumsi di masyarakat bisa menjadi lebih aktif, yang pada gilirannya berpotensi menguatkan Produk Domestik Bruto (PDB).
2. Dampak terhadap Kepastian Usaha
Ketidakpastian politik yang lebih tinggi akibat adanya pemilu dengan 2 putaran dapat membuat para pengusaha cenderung bersikap lebih hati-hati. Mereka mungkin akan memilih untuk menunggu dan melihat perkembangan situasi politik sebelum mengambil keputusan besar terkait investasi.