Berapa Lama Baterai Mobil Listrik Bertahan dan Berapa Biaya Penggantinya?

29 Oktober 2023, 11:17 WIB
Ilustrasi: Baterai Mobil Listrik /Hyundai.com

JABEJABE.CO - Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy, menyoroti salah satu aspek penting dalam perkembangan industri kendaraan listrik, yakni umur baterai serta biaya penggantian baterai mobil listrik.

Anton menekankan bahwa pemahaman mengenai umur baterai, baik pada Battery Electric Vehicle (BEV) maupun mobil listrik jenis hybrid, adalah faktor penting yang harus diperhatikan. Umur baterai merujuk pada seberapa lama baterai dapat mempertahankan kapasitasnya untuk menyimpan dan melepaskan energi.

 

"Umur baterai pasti menjadi pertimbangan pelanggan," ungkap Anton saat berada di Tokyo, Jepang, pada hari Selasa sebagaimana dilansir dari Antara.

Umumnya, umur baterai pada mobil listrik memiliki jangka waktu minimal sekitar 10 tahun. Namun, hal ini tergantung pada bagaimana kendaraan tersebut digunakan dan dirawat. Dengan penggunaan dan perawatan yang baik, umur baterai bisa lebih panjang dari 10 tahun.

Anton menjelaskan, "Rata-rata umur baterai 10 tahun, namun bisa lebih, tergantung pemakaian."

Baca Juga: Wuling Cloud EV: Mobil Listrik Modern yang Menantang Hyundai Ioniq 5

Dalam konteks biaya penggantian, Anton menyebutkan bahwa harga satu unit baterai untuk kendaraan hybrid Toyota berkisar antara Rp30 juta hingga Rp40 juta. Sementara pada BEV, harga baterai bisa mencapai sepertiga hingga setengah dari harga mobil itu sendiri.

Ia juga mencatat bahwa harga baterai mobil listrik masih cukup tinggi saat ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk ketidakstabilan biaya bahan baku dan teknologi kompleks dengan biaya produksi yang tinggi. Selain itu, produksi baterai mobil listrik belum mencapai skala ekonomi yang sama dengan produksi baterai mobil konvensional. Semakin banyak baterai yang diproduksi, semakin rendah biayanya.

 

Anton optimistis bahwa dalam waktu sekitar lima tahun ke depan, Indonesia akan dapat mengikuti jejak Jepang dalam pengelolaan baterai mobil listrik, yang pada gilirannya akan meningkatkan penggunaan mobil listrik di Indonesia. Di Jepang, baterai mobil listrik yang sudah rusak didaur ulang untuk dijual kembali sebagai baterai yang sudah direnovasi. Harga baterai yang sudah direnovasi ini bisa jauh lebih terjangkau, hingga sekitar 50 persen lebih murah dari baterai baru, dengan kapasitas baterai yang masih layak digunakan sekitar 75 persen atau lebih.

Anton menyimpulkan, "Di Indonesia belum ada karena belum banyak baterainya, tapi kalau (penggunaan) baterai sudah banyak, bisnis itu bisa berkembang, di Indonesia menunggu populasi saja, lima tahun lagi bisa, kalau melihat perkembangan saat ini."***

Editor: Subrata

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler