JABEJABE.CO - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa banjir bandang dan lahar dingin yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar) bukan disebabkan oleh erupsi Gunung Marapi seperti yang banyak diperbincangkan.
Menurut Karnawati, analisis BMKG menunjukkan adanya potensi hujan intensitas sedang hingga sangat deras yang dapat mengguyur Sumbar.
"Potensi hujan yang demikian itu teramati dapat berlangsung secara lebih intensif oleh karena ada fenomena Sirkulasi Sinklonik, atau pembentukan awan dan belokan angin lokal," jelasnya.
Baca Juga: Ini Daerah yang Paling Terdampak Akibat Banjir Bandang dan Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar!
Sebagai respons, tim Meteorologi BMKG segera menerbitkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem yang dapat berujung bencana hidro-meteorologi seperti banjir, longsor, dan lainnya di Sumatera Barat.
"Puncaknya terjadi kemarin (Sabtu, 11 Mei 2024) dimana hujan berlangsung mulai dari sore hingga malam di atas 150/200 mm sehingga banjir bandang diikuti oleh lahar melanda Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang," ungkap Dwikorita.
Lebih lanjut, Dwikorita menambahkan bahwa hujan yang deras diperkirakan masih akan berlangsung hingga tanggal 22 Mei 2024 atau setidaknya dalam tiga hari ke depan.
Dilaporkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejumlah kecamatan di Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang dilanda banjir bandang bercampur material lahar pada Sabtu (11/5/2024) malam.
Dampaknya cukup serius dengan puluhan orang meninggal, lebih dari 200 warga mengungsi, dan kerusakan puluhan fasilitas publik serta lebih dari 100 unit rumah.