Pendapatan PT Timah Tahun 2023 Turun Drastis, Ternyata Ini Penyebabnya

- 30 Maret 2024, 19:49 WIB
Ilustrasi Saham PT Timah TINS
Ilustrasi Saham PT Timah TINS /PIXABAY/@ahmadardity-3112014

JABEJABE.CO - PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan laporan keuangan tahun 2023 di tengah sorotan kasus dugaan korupsi yang melibatkan timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk antara tahun 2015 hingga 2022 yang baru-baru ini terbongkar oleh Kejaksaan Agung.

Menurut informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Sabtu (30/3/2024), kinerja keuangan PT Timah Tbk mengalami penurunan signifikan. Perseroan mencatat penurunan pendapatan dan mencatat rugi sepanjang tahun 2023.

Pendapatan PT Timah Tbk turun sebesar 32,88 persen menjadi Rp 8,39 triliun pada tahun 2023, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 12,50 triliun.

Beban pokok pendapatan juga mengalami penurunan sebesar 20,56 persen menjadi Rp 7,92 triliun pada tahun 2023 dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 9,97 triliun. Namun, laba bruto Perseroan turun drastis sebesar 81,55 persen pada tahun 2023 dari Rp 2,52 triliun pada tahun 2022.

Beban umum dan administrasi naik 9,48 persen dari Rp 842,94 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp 922,90 miliar pada tahun 2023. Sedangkan beban penjualan mengalami penurunan sebesar 75,3 persen menjadi Rp 69,03 miliar pada tahun 2023 dari Rp 279,68 miliar pada tahun 2022.

Baca Juga: Jadi Daerah dengan Hasil Timah yang Melimpah, Berikut 3 Bupati Terkaya di Provinsi Bangka Belitung

Beban keuangan turun tipis 1,05 persen menjadi Rp 205,09 miliar pada tahun 2023 dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp 207,28 miliar. Sementara itu, pendapatan lain-lain naik 74,11 persen menjadi Rp 233,64 miliar pada tahun 2023 dari Rp 134,19 miliar pada tahun 2022. Perseroan juga mencatat kenaikan laba bersih entitas asosiasi menjadi Rp 28,35 miliar pada tahun 2023 dari Rp 10,51 miliar pada tahun 2022.

Dalam kondisi seperti ini, PT Timah Tbk mencatat rugi per saham dasar/dilusi sebesar Rp 60 pada tahun 2023 dibandingkan dengan Rp 140 pada tahun 2022.

Lemahnya permintaan di pasar global dan domestik, serta tekanan harga logam timah dunia pada tahun 2023 akibat penguatan mata uang AS dan lemahnya permintaan timah karena tingginya persediaan LME telah berdampak pada menurunnya ekspor timah Indonesia sejak tahun 2022 sampai dengan saat ini.

Halaman:

Editor: Romaryo

Sumber: Bursa Efek Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini